
Jakarta –
Industri otomotif Indonesia tahun ini berdarah-darah. Meski banyak merek gres bermunculan, pemasaran kendaraan bermotor khususnya roda empat anjlok.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target pemasaran kendaraan beroda empat tahun 2024. Sebelumnya, pemasaran kendaraan beroda empat tahun ini diproyeksikan sebanyak 1,1 juta unit. Namun, alasannya yakni pasar lesu, Gaikindo merevisi target menjadi 850 ribu unit.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui industri otomotif Indonesia tahun ini sedang tidak baik-baik saja. Menurut Agus, penyebabnya alasannya yakni daya beli yg melemah.
Baca juga: PPN 12 Persen Berlaku: Pasar Mobil Menantang, Harga Mobil Makin Mahal |
“Faktanya kini industri otomotif melakukan dalam tekanan, kita mesti akui itu. Berbagai jenis teori mengapa industri otomotif melakukan dalam tekanan, tetapi menurut persepsi aku akhir yg paling terutama yakni alasannya yakni kelesuan dari pasar. Ada yang mengatakan alasannya yakni urusan politik, menanti pilpres, saya kira itu tidak menjadi penyebab utama. Penyebab terutama menurut saya yakni kelesuan pasar, artinya data beli melemah,” kata Agus dalam program pembukaan festival otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 di ICE, BSD, Tangerang, Jumat (22/11/2024).
Agus mengerti mengapa Gaikindo mesti merevisi target pemasaran kendaraan beroda empat tahun ini. Namun, lesunya pemasaran kendaraan beroda empat tahun ini diperkirakan akan menenteng pengaruh negatif.
“Pemerintah menyaksikan bahwa sektor otomotif itu sungguh utama. Peran sungguh besar bagi perkembangan ekonomi, bagi donasi terhadap GDP, khususnya GDP manufaktur. Keterlibatan dari backward dan forward linkage sungguh besar. Ekosistem yg ada di dalam backward dan forward linkage industri otomotif itu sungguh besar. Sebut saja keterlibatan banyak IKM (industri kecil menengah). Supply chain aneka jenis melibatkan IKM kalian. Menunjukkan nilai TKDN (tingkat unsur dalam negeri) dari produk-produk otomotif yang ada di Indonesia rata-rata sekitar 70 persen, artinya supply chain-nya telah bisa dipenuhi dari dalam negeri,” sebut Agus.
Baca juga: Penjualan Mobil Lesu, Indonesia Diminta Belajar dari Malaysia |
Industri otomotif pun membuka banyak lapangan pekerjaan. Agus meminta, meski industri otomotif melakukan tak baik-baik saja, jangan hingga ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap tenaga kerja di industri otomotif.
“Ketika kita menghadapi COVID, komunikasi kami dengan Gaikindo sungguh bagus dan segala yg diperlukan pemerintah bisa direalisasikan oleh Gaikindo. Misalnya ketika itu, saya minta terhadap Gaikindo tak ada PHK. Di sektor otomotif saat COVID tidak terjadi PHK. Makara COVID tidak ada PHK, kini dengan tekanan-tekanan yang hebat juga dihentikan ada PHK,” tegas Agus.

Leave feedback about this