24 Mei 2025
Berita Ekonomi Bisnis

Ekonomi Ri Berkembang Tinggi, Namun Ada Yang Mesti Diwaspadai

Anak-anak tengah bermain dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (7/2/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) memamerkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 masih loyo.Hal ini terlihat dari realisasi ekonomi Indonesia sepanjang 2024 yang berkembang 5,03%, melambat bila dibandingkan 2023 sebesar 5,05%.
Foto: Andhika Prasetia

Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil dan meningkat pesat. Namun ada beberapa hal yang mesti diwaspadai agar pertumbuhan ekonomi tidak menurun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan pertumbuhan beberapa indikator pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. Salah satunya daya beli penduduk yang terlihat dari melemahnya pemasaran di sejumlah industri.

“Pemulihan daya beli penduduk alasannya kita menyaksikan dari indikator melemahnya pertumbuhan pemasaran kendaraan bermotor, kemudian indeks retail di sejumlah industri itu juga turun dan dari kacamata indeks kepercayaan pelanggan jadi baik di pemasaran maupun retail dan consumer confidence kita berhadapan dengan keadaan pelemahan,” kata Mahendra dalam program Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, yang disiarkan secara virtual, Jumat (28/2/2025).

Baca juga: Beli Nama Stasiun, Tunda IPO, sampai Mimpi Bawa Kopi Lokal ke Global

Mahendra mengungkap pertumbuhan kredit tahun kemudian mencatat double digit 10,37%. Namun ia menyinari alokasi kredit tersebut yang tercatat di sejumlah segmen mengalami penurunan.

Ia menyebutkan kredit korporasi masih mengalami pertumbuhan 15,8%, kredit untuk konsumsi berkembang 9,8%, sementara kredit UMKM itu mengalami penurunan 3%.

“Jadi aku gambarkan bahwa secara menyeluruh memang solid tetapi di dalam itu ada hal-hal yang mesti diwaspadai bagaimana dengan belanja modal dari sisi capex,” jelasnya.

Dalam paparannya diterangkan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat, sektor jasa keuangan juga perlu digenjot. OJK menargetkan pertumbuhan kredit perbankan 9%-11%, dana pihak ketiga 6%-8%, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan 8%-10%, aset asuransi berkembang 6%-8%, aset dana pensiun berkembang 9%-11%, aset penjaminan berkembang 6%-8%, dan penghimpunan dana di pasar modal Rp 220 triliun.

“(Sektor jasa keuangan ) memang tetap berkembang tetapi itu pun ada pelandaian. Itu isu-isu yang mesti diperhatikan. Makara solid tetapi jangan lengah, ada hal-hal yang mesti diperhatikan,” pungkasnya.

ekonomi indonesiapertumbuhan ekonomiojkdaya beli masyarakat

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video