Legislator Rajiv Harap Pemerintah Minimalisir Ketergantungan Impor Sapi

Anggota Komisi IV dewan perwakilan rakyat RI Rajiv mengerti kebijakan impor sapi menjelang bulan Ramadan. Namun ia berharap pemerintah akan meminimalkan demi melindungi peternak lokal.

“Impor sapi dan kerbau memang keniscayaan, saya paham pemerintah mesti menyanggupi keperluan dalam negeri, tetapi pemerintah mesti milik taktik gampang-mudahan kelak impor sapi kerbau mesti berhenti sebab kami telah swasembada daging,” ucap Rajiv dalam keterangannya, Sabtu (22/2/2025).

Legislator yang berasal Dapil Jawa Barat II ini turut mengomentari soal impor 3.200 sapi dari Australia. Dia meminta Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberi klarifikasi mudah-mudahan publik tidak bertanya-tanya.

“Setahu aku usang penggemukan sapi bakalan hingga siap potong merupakan tiga hingga lima bulan padahal ahad depan telah bulan puasa dan final Maret telah Lebaran. Kementan dan Bapanas mesti clear. Saat paparan di hadapan Komisi IV Bapanas bilang stok daging sapi 65 ribu ton dan bikinan daging dalam negeri 551 ribu ton per tahun atau setara 45 ribu ton daging per bulan yang artinya cukup untuk keperluan di saat ini,” kata Rajiv.

Dia menyinari pentingnya pemerintah melindungi peternak lokal. Kemandirian pangan disebutnya mesti ditingkatkan.

“Peternak rakyat mesti dilindungi, bayangkan dalam 10 tahun terakhir ternak sapi dan kerbau di Indonesia turun sebesar 17,21 persen akhir tidak sanggup bertahan menghadapi kompetisi harga dan kurangnya sokongan dari pemerintah,” kata Rajiv.

“Pemerintah mesti mengembangkan kemandirian pangan dengan kebijakan yg mendukung peternak lokal, menyerupai subsidi pakan ternak, kenaikan kapasitas produksi, serta penguatan tata cara distribusi dan logistik bagi menentukan susukan pasar yg lebih luas untuk peternak kecil dan menengah,” imbuhnya.

impor sapidpr riHoegeng Awards 2025Baca cerita inspiratif calon polisi contoh di siniSelengkapnya