24 Mei 2025
Bursa Dan Valas

Rupiah Anjlok Jadi Sorotan Media Asing

Pekerja mengobrol mata duit dolar Amerika Serikat di penukaran duit Dollar Asia dan Dollar Indo, Jakarta. Hari ini, Selasa (8/4/2025), dolar AS condong menguat terhadap rupiah. Mata duit Negeri Paman Sam berada di level Rp 16.800-an.
Foto: Grandyos Zafna

Jakarta

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terus menekan rupiah usai Presiden AS Donald Trump memberi tahu tarif resiprokalnya terhadap ratusan negara, tergolong Indonesia. Bahkan mata duit Paman Sam sudah naik dan mendekati level Rp 17.000.

Penurunan nilai rupiah terhadap dolar ini turut mendapat sorotan dari sejumlah media Internasional. Misalkan saja The Economic Times yang melaporkan jatuhnya nilai tukar rupiah dolar sebesar 1,8% ke rekor paling rendah pada jual beli Selasa (8/4) kemarin.

“Rupiah anjlok hingga level paling rendah 16.850 per dolar, melebihi kemerosotan dikala Krisis Keuangan Asia ke level terlemah sepanjang sejarah,” tulis The Economic Times menurut data LSEG.

Lebih lanjut dilaporkan Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral sudah dan akan terus menjalankan banyak sekali intervensi antusias di pasar valuta absurd spot, domestic non-deliverable forward (NDF) dan obligasi, serta di pasar NDF mancanegara guna menstabilkan rupiah.

“Namun beberapa analis memperkirakan penurunan lebih lanjut, bahkan dikala bursa saham merubah hukum jual beli untuk menangkal aksi jual,” terperinci media Internasional tersebut.

Dalam laporan itu The Economic Times turut menyinari anjloknya pasar saham Indonesia hingga 9% pada Selasa (8/4) pagi, yang membuat trading halt alias penghentian jual beli selama 30 menit.

“Indeks utama anjlok 9,2% ke level paling rendah sejak Juni 2021 pada permulaan perdagangan. Setelah penghentian jual beli dicabut, indeks menutup sebagian kerugiannya dan turun sekitar 8,5% pada pukul 03.10 GMT,” papar The Economic Times.

Kemudian ada juga Channel News Asia (CNA) yang turut menyinari ambruknya nilai rupiah terhadap dolar tidak usang sehabis pembukaan pasar imbas penetapan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Rupiah anjlok 1,8% ke rekor paling rendah seiring dibukanya kembali pasar sehabis libur panjang dan bereaksi terhadap gejolak pasar global yang disebabkan tarif AS,” tulis CNA.

Baca juga: Trump Ngamuk ke China, Tarif 104% Bikin Pasar Saham ‘Berantakan’

“Pasar Indonesia dibuka kembali pada hari Selasa untuk pertama kalinya sejak penutupan pada 27 Maret, dan mengikuti pergerakan pasar global menyusul pengumuman tarif AS ahad lalu, yang meliputi rencana tarif sebesar 32% pada produk Indonesia,” terperinci media itu lagi.

Di luar itu ada juga Al-Jazeera yang ikut menyinari penurunan nilai rupiah. Namun media yang satu ini lebih menyaksikan penurunan mata duit RI terhadap dolar sejak Presiden Prabowo Subianto resmi menjabat pada Oktober 2024 lalu.

“Sejak pelantikan Presiden Indonesia Prabowo Subianto pada bulan Oktober, nilai tukar rupiah sudah merosot sekitar 8% terhadap dolar,” terperinci Al-Jazeera

Menurut media yang satu ini, nilai tukar rupiah terhadap mata duit Negeri Paman Sam berada pada posisi paling rendah sepanjang sejarah, menyerupai krisis keuangan Asia tahun 1997-1998.

“Meskipun rupiah sudah terpukul oleh ketidakpastian pasar yang berasal dari tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump, penurunan nilai tukar mata duit tersebut dimulai beberapa ahad sebelum pengumuman,” papar media absurd tersebut.

Disampaikan juga penurunan nilai tukar rupiah ini merefleksikan kembali insiden jatuhnya mata duit tersebut pada 1998, yang membuat krisis keuangan yang turut menyelesaikan tiga dekade pemerintahan adikara Presiden Soeharto.

“Apa yang terjadi di Indonesia dikala ini merefleksikan betapa yakinnya penanam modal dan pasar global terhadap keputusan ekonomi dari kepemimpinan dikala ini,” kata Achmad Sukarsono, seorang analis di firma konsultan Control Risks di Singapura terhadap Al-Jazeera.

nilai tukar rupiahanjloknya rupiahdolar amerikatarif resiprokalpasar saham indonesia

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video